Skip to main content

Pemikiran Nietzsche

Pemikiran Nietzsche tentang seni tertuang dalam bukunya Die Geburt der Tragodie aus dem Geistes der Musik (1872), yang dalam versi bahasa Inggris diterjemahkan menjadi The Birth of Tragedy out of the spirit of Music (Kelahiran Tragedi dari Semangat Musik). Di buku tersebut, Nietzsche menggambarkan tentang kesempurnaan kehidupan subjek dalam seni, dengan menampilkan dua roh yang saling memberikan kehidupan yang dinamis. Baginya, Apollonian dan Dionysian merupakan perpaduan yang dapat menghidupkan subjek dalam seni dalam rangka proses kesadaran manusia modern.
dalam realitas Nietzsche, sejak era Sokrates hingga Hegel telah terjadi penghilangan satu roh, yaitu Dionysian. Dengan hilangnya Dionysian ini, maka matilah kehidupan subjek dalam seni, dan yang ada hanya sifat-sifat tunduk, indah, malu, tak percaya diri, dan dekadensi. “Realitas matinya subjek dalam seni ini, telah mendorong manusia modern ke arah jiwa yang lemah, seperti penurut dan tunduk pada grand narrative,”
Dominasi Apollonian telah menjadikan manusia modern cenderung ke arah primasi rasio yang beridentifikasi. Proses identifikasi ini, menurut Nietzsche telah membelenggu manusia modern hingga ke tatanan decenden, proses penurunan drastis kesadaran manusia.
“Decenden inilah yang menjerumuskan pada ketidakbebasan manusia modern untuk berkreasi dalam seni. Seni disini telah terkungkung dalam lingkaran Apollonian yang membatasi ruang gerak kebebasan berekspresi,”
Apollonian tidak menyisakan ruang bagi adanya transvaluasi nilai. Apollonian telah mengantarkan kepada idée fixe, ide yang fiksatif yang diidentifikasi secara fixed yang dipejalkan dan dimapatkan sebagai yang final, yang transenden.
“Realitas idée fixe ini menurut Nietzsche sebagai puncak kematian subjek. Dalam idée fixe ini subjek dituntut tunduk pada yang Transenden, yang Ilahi. Di dalam suasana idée fixe ini kebebasan subjek hilang sama sekali, dan yang ada hanyalah kesadaran yang cogito,”
Selain sebagai kritik ideologi bagi pengembangan pemikiran seni, pemikiran-pemikiran Nietzsche bermanfaat pula bagi peneguhan eksistensi manusia selalu Ja-sagen. Pemikiran Nietzsche tentang kematian subjek dalam seni menyadarkan bahwa perkembangan seni tidak mengenal kata “akhir”.

sumber

universitas gajah mada
Mengkaji Pemikiran Nietzsche 1944-1900: Sunarto Raih Doktor Filsafat UGM



Comments

Popular posts from this blog

Rancangan peer learning pada kelompok 10 kelas andragogi fak. Psikologi USU

1.       Pengertian Peer Learning: Peer learning merupakan strategi pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran orang dewasa (andragogy) dan self-direction. Menurut Jarvis (2001), peer teaching merupakan kegiatan belajar yang berpusat pada peserta didik dalam suatu kelompok atau komunitas tertentu kemudian merencanakan dan memfasilitasi kesempatan belajar untuk dirinya sendiri dan orang lain. Hal ini diharapkan dapat terjadi timbal balik antara teman sebaya yang akan merencanakan dan menfasilitasi kegiatan belajar dan dapat belajar dari perencanaan dan fasilitas. Peer learning adalah pembelajaran yang terpusat pada siswa, dalam hal ini siswa belajar dari siswa lain yang memiliki status umur, kematangan/harga diri yang tidak jauh berbeda dari dirinya sendiri. Sehingga siswa tidak merasa begitu terpaksa untuk menerima ide-ide dan sikap dari “gurunya” yang tidak lain adalah teman sebayanya itu sendiri. 2.       Manfaat Dan Tujuan Peer Learning P eer learning sendiri mempunyai tuj

manfaat pengenalan andragogi dan pedagogi

saya akan menjelaskan manfaat dari pembelajaran andragogi dan pedagogi. secara istilah atau pengertian sehari hari. andragogi itu adalah proses pembelajaran ditujukan pada orang dewasa. sedangkan pedagogi adalah pross pembelajaran yang ditujukan pada anak-anak dan harus adanya bimbingan dari orang yang lebih tua. secara perbedaan andragogi pada model pembelajaran andragogi menggunakan model blajar SCL ( student center learning). sedangkan model pembelajaran pedagogi adalah menggunakan metode pembelajaran TCL (teavher senter learning). baiklah mari kita jelaskan mengenai kenapa andragogi karna disini guru hanya memberikan sedikit materi dan selebihnya sang muridlah yang mencari dan memperdalam mengenai materi yang dipelajari karna disini mreka secara usia kronologis sudah mampu untuk berpikir secara mandiri dan berpikir lebih jauh tentang bagaimana suatau pembelajranan. penjelasan mengenai mengapa pedagogi menggunakan metode TCL karna disini guru bukan hanya berperan sebai me

NKK/BKK pada masa pergerakan mahasiswa

Gerakan mahasiswa di Indonesia Gerakan mahasiswa  di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya. Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa.sejati karn msaing-masing fungi dari mahasiswa itu sendiri adalah agent of chenge and social control di dalam kehidupan berbangsa dan bernegar.. disini saya sendiri lebih tertarik pembahasan pergerakan mahasiswa pada masa era NKK/BKK Era NKK/BKK Setelah gerakan mahasiswa 1978, praktis tidak ada gerakan besar yang dilakukan mahasiswa selama beberapa tahun akibat diberlakukannya konsep Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK) oleh pemerintah secara paksa. Kebijakan NKK dilaksanakan berdasarkan SK No.0156/U/1978 sesaa